Senin, 31 Januari 2011

My Inspiration


Pagi yang dingin, mendung seolah mengirim sinyal hari ini akan hujan. Mataharipun juga belum kelihatan, padahal hangat sinarnya sangat dirindukan. Semoga beranjak siang langit semakin cerah, hingga birunya memberikan semangat dan harapan.

Semalam saya di depan netbook, bisa menulis sambil tertawa sendiri. Asli bukan karena sarap, tapi memang menurut saya ada yang lucu. Saya iseng belajar menulis cerpen pakai bahasa Jawa. Ini pun karena saya tertantang sekaligus terinspirasi oleh seorang teman. Nanti saya ceritakan tentang teman itu. Harusnya saya bisa menulis dengan lancar dan benar, karena bahasa Jawa merupakan bahasa Ibu, bahasa saya sehari-hari. Hem, tapi ternyata suasahnya minta ampun. Bahkan lebih susah dari nulis cerpen sederhana memakai bahasa Inggris. Beberapa kali saya sempat tersenyum ketika mencari padanan kata yang tepat, seperti kata melihat, itu ndelengi, ndelok apa mlorok. Waduh, itu baru satu kosakata. Dan banyak hal-hal lain yang membuat intensitas tertawa saya naik, terutama dalam rangka menertawakan diri saya sendiri, orang jawa yang sudah kelangan jawane. Walhasil sampai jam 21.30 cerpen itu baru jadi separo. Tapi tidak masalah bagi saya, wong namanya juga baru belajar. Mungkin harus belajar sama masternya nih. Semoga beliau mau mengangkat saya untuk jadi muridnya, kalau nggak mau maka saya akan mengangkat beliau menjadi guru saya dengan rela atau terpaksa.( ^-^ )

Dua orang mahluk Tuhan yang telah menginspirasi saya pagi ini  yaitu mas DSP sama Chio. DSP itu kependekan dari nama Damar Sri Prakoso -mungkin masih ada hubungan famili sama Bondan Prakoso ^-^- beliau yang mengampu rubrik bahasa Jawa di harian Solopos. Jujur saya salut deh dengan mas Damar, artinya masih ada kadang kanoman yang mau nguri-nguri kabudayan jawi.  Terlepas itu sebagai sarana pangupa jiwanya, karena saya melihat  kebanyakan anak muda jaman sekarang kan lebih tertarik dengan tekhnologi dan hal-hal yang berbau digital. Keahlian semacam ini semakin langka, tapi karena beliau intens di dalamnya justru itu yang membuat beliau mempunyai keahlian  istimewa. Wong sekarang saja kalau mau memperdalam sastra Jawa musti belajar ke Leiden. Makanya orang-orang seperti mas Damar itu perlu dilestarikan juga. ^-^  Salut deh……. Lanjutkan! Dan ternyata mas Damar ini juga seorang entertainer juga lho, kemarin dia tampil di pameran buku. Tapi sayang nggak sempat lihat performance-nya.

Sedangkan Chio adalah penulis buku yang asli kreatif banget. Buku sampelnya membuat saya berasa di dunia lain. Nama pena-nya Chio, hanya Chio. Tidak jelas jati dirinya, ia hanya menulis dalam sample book-nya,  ‘aku antara ada dan tiada. Ibaratnya orang yang ingin tidak memikirkan sesuatu tapi justru itulah yng selalu dipikirkannya. Begitu kira-kira aku jadi nantinya di pikiran kalian, kuharap.’  Nah lho nih orang memang nggak mau jadi dirinya diketahui siapapun tapi dia berharap ada dalam benak orang  tanpa sadar. Semakin orang berusaha melupakan sosoknya, justru yang terjadi sebaliknya. Habis unik banget sih tulisannya, gimana nggak kepikiran? Entah siapapun dia bagi saya tidak terlalu penting, tapi saya cukup salut dengan kreatifitasnya mengolah adonan kata dengan citarasa berbeda.  Judul bukunya cukup provokatif, seperti Jangan sadarin Cewek!  Jangan Sadarin Jilbaber, etc. Kebanyakan buku remaja, memberikan penyadaran kepada remaja dengan gaya agak menggurui dan lempeng-lempeng saja. Tapi dalam bukunya Chio seolah pengen ‘glulu’—bahasa jawanya. Menyampaikan petuah dengan bahasa kebalikannya, jadi melihat sisi seorang cewek dari kebrengsekan para cowok,  ex:  Jangan katakan untuk mencari kebenaran di dunia ini, ntar cewek-cewek itu malah bakalan nyeselin setengah mati apa yang udah mereka lakukan selama ini dan berubah baik! Jangan sampai makanan kita hilang! Dengan pilihan kata yang kadang nakal, agak kasar tapi justru mengena. Tampaknya Chio sangat mengenal  karakter cewek, yang memang tidak mau disalahkan dan cenderung merasa benar sendiri kalau sudah larut dalam egonya. Makanya semakin dilarang cewek itu semakin nekat, so dengan gaya bahasa seperti itu harapannnya para cewek bakal tersadar, kecuali bagi mereka yang tidak peka. Asli bikin panas telinga kalau baca tuh buku, kalau orangnya ada di depan kita bisa-bisa langsung kita tonjok rame-rame. ^-^  BTW tapi  saya yakin di balik tulisannya yang  ugal-ugalan (minjem bahasanya Fachmi Casofa), Chio dalam bayangan saya adalah orang yang sangat ngerti agama. Buktinya dia tahu dimana sisi kelemahan cewek dan apa yang seharusnya dia lakukan. Yang lebik unik lagi buku-buku terbitan Anomali ini tidak dijual di too buku manapun, tapi hanya ada di agent, pameran or bazar. Ketika saya perhatikan nama-nama penulis Anomali itu unik-unik dan saya pikir itu bukan nama asli. Salut buat anak-anak Badaiotak, aseli kreatif euy….Congratulation…
Oke, makasih buat dua mahluk Tuhan di atas. Thengkyu atas inspirasi yang dibaginya pagi ini…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar