Senin, 31 Januari 2011

My Inspiration


Pagi yang dingin, mendung seolah mengirim sinyal hari ini akan hujan. Mataharipun juga belum kelihatan, padahal hangat sinarnya sangat dirindukan. Semoga beranjak siang langit semakin cerah, hingga birunya memberikan semangat dan harapan.

Semalam saya di depan netbook, bisa menulis sambil tertawa sendiri. Asli bukan karena sarap, tapi memang menurut saya ada yang lucu. Saya iseng belajar menulis cerpen pakai bahasa Jawa. Ini pun karena saya tertantang sekaligus terinspirasi oleh seorang teman. Nanti saya ceritakan tentang teman itu. Harusnya saya bisa menulis dengan lancar dan benar, karena bahasa Jawa merupakan bahasa Ibu, bahasa saya sehari-hari. Hem, tapi ternyata suasahnya minta ampun. Bahkan lebih susah dari nulis cerpen sederhana memakai bahasa Inggris. Beberapa kali saya sempat tersenyum ketika mencari padanan kata yang tepat, seperti kata melihat, itu ndelengi, ndelok apa mlorok. Waduh, itu baru satu kosakata. Dan banyak hal-hal lain yang membuat intensitas tertawa saya naik, terutama dalam rangka menertawakan diri saya sendiri, orang jawa yang sudah kelangan jawane. Walhasil sampai jam 21.30 cerpen itu baru jadi separo. Tapi tidak masalah bagi saya, wong namanya juga baru belajar. Mungkin harus belajar sama masternya nih. Semoga beliau mau mengangkat saya untuk jadi muridnya, kalau nggak mau maka saya akan mengangkat beliau menjadi guru saya dengan rela atau terpaksa.( ^-^ )

Dua orang mahluk Tuhan yang telah menginspirasi saya pagi ini  yaitu mas DSP sama Chio. DSP itu kependekan dari nama Damar Sri Prakoso -mungkin masih ada hubungan famili sama Bondan Prakoso ^-^- beliau yang mengampu rubrik bahasa Jawa di harian Solopos. Jujur saya salut deh dengan mas Damar, artinya masih ada kadang kanoman yang mau nguri-nguri kabudayan jawi.  Terlepas itu sebagai sarana pangupa jiwanya, karena saya melihat  kebanyakan anak muda jaman sekarang kan lebih tertarik dengan tekhnologi dan hal-hal yang berbau digital. Keahlian semacam ini semakin langka, tapi karena beliau intens di dalamnya justru itu yang membuat beliau mempunyai keahlian  istimewa. Wong sekarang saja kalau mau memperdalam sastra Jawa musti belajar ke Leiden. Makanya orang-orang seperti mas Damar itu perlu dilestarikan juga. ^-^  Salut deh……. Lanjutkan! Dan ternyata mas Damar ini juga seorang entertainer juga lho, kemarin dia tampil di pameran buku. Tapi sayang nggak sempat lihat performance-nya.

Sedangkan Chio adalah penulis buku yang asli kreatif banget. Buku sampelnya membuat saya berasa di dunia lain. Nama pena-nya Chio, hanya Chio. Tidak jelas jati dirinya, ia hanya menulis dalam sample book-nya,  ‘aku antara ada dan tiada. Ibaratnya orang yang ingin tidak memikirkan sesuatu tapi justru itulah yng selalu dipikirkannya. Begitu kira-kira aku jadi nantinya di pikiran kalian, kuharap.’  Nah lho nih orang memang nggak mau jadi dirinya diketahui siapapun tapi dia berharap ada dalam benak orang  tanpa sadar. Semakin orang berusaha melupakan sosoknya, justru yang terjadi sebaliknya. Habis unik banget sih tulisannya, gimana nggak kepikiran? Entah siapapun dia bagi saya tidak terlalu penting, tapi saya cukup salut dengan kreatifitasnya mengolah adonan kata dengan citarasa berbeda.  Judul bukunya cukup provokatif, seperti Jangan sadarin Cewek!  Jangan Sadarin Jilbaber, etc. Kebanyakan buku remaja, memberikan penyadaran kepada remaja dengan gaya agak menggurui dan lempeng-lempeng saja. Tapi dalam bukunya Chio seolah pengen ‘glulu’—bahasa jawanya. Menyampaikan petuah dengan bahasa kebalikannya, jadi melihat sisi seorang cewek dari kebrengsekan para cowok,  ex:  Jangan katakan untuk mencari kebenaran di dunia ini, ntar cewek-cewek itu malah bakalan nyeselin setengah mati apa yang udah mereka lakukan selama ini dan berubah baik! Jangan sampai makanan kita hilang! Dengan pilihan kata yang kadang nakal, agak kasar tapi justru mengena. Tampaknya Chio sangat mengenal  karakter cewek, yang memang tidak mau disalahkan dan cenderung merasa benar sendiri kalau sudah larut dalam egonya. Makanya semakin dilarang cewek itu semakin nekat, so dengan gaya bahasa seperti itu harapannnya para cewek bakal tersadar, kecuali bagi mereka yang tidak peka. Asli bikin panas telinga kalau baca tuh buku, kalau orangnya ada di depan kita bisa-bisa langsung kita tonjok rame-rame. ^-^  BTW tapi  saya yakin di balik tulisannya yang  ugal-ugalan (minjem bahasanya Fachmi Casofa), Chio dalam bayangan saya adalah orang yang sangat ngerti agama. Buktinya dia tahu dimana sisi kelemahan cewek dan apa yang seharusnya dia lakukan. Yang lebik unik lagi buku-buku terbitan Anomali ini tidak dijual di too buku manapun, tapi hanya ada di agent, pameran or bazar. Ketika saya perhatikan nama-nama penulis Anomali itu unik-unik dan saya pikir itu bukan nama asli. Salut buat anak-anak Badaiotak, aseli kreatif euy….Congratulation…
Oke, makasih buat dua mahluk Tuhan di atas. Thengkyu atas inspirasi yang dibaginya pagi ini…..

Minggu, 30 Januari 2011

Al-Mahir's Family


Warung Tengah Sawah

Jadi teringat dulu waktu masih kuliah di belakang kampus ada wwarung makan sederhana. Menu favoritku pecel sama soto. Letaknya di belakang kampus STAIN Surakarta. Lumayan enak........

BELAJAR DARI SENJA


Segala puji syukur di atas segala syukur hanya kepada-Mu Rabb Yang Maha Pemurah. Sungguh dengan kemurahan-Mu hamba  masih menghirup udara yang Engkau turunkan di bumi. Ahad merupakan hari yang demikian melelahkan bagi saya. Pagi-pagi saya berangkat dari Boyolali karena rencana-nya ada dua agenda di Solo yang harus saya ikuti hari itu. Seperti biasa, ketika saya akan berangkat ke Solo, bapak selalu meminta saya menundanya barang sehari, “Senin pagi saja baliknya Nok.” Nok itu panggilan kesayangan dari bapak untuk saya.     “Toh masuk kerjanya kan masih hari Senin pagi,” lanjut bapak tanpa bermaksud menghalangi kepergian saya. Saya pikIr wajar jika bapak bersikap demikian, karena kami memang jarang bertemu. Paling cepat ya sepekan sekali, itupun biasanya saya tidak bisa lama-lama di rumah.
“Saya ada pelatihan pak,” jawab saya.  “Yo wis, hati-hati. Jangan lupa salat malam sama baca Qur’annya ya.” Itu pesan Bapak yang sering beliau sampaikan. 

Akhirnya meluncurlah saya ke Solo, mampir sebentar di asrama untuk menyelesaikan tugas yang  akan saya kumpulkan di pelatihan. Rasanya saya begitu semangat  untuk datang ke pelatihan karena saya sudah menyelesaikan satu bab buku yang saya tulis. Ingin segera bertemu mentor dan banyak hal yang ingin saya tanyakan, dari  gaya bahasa yang mulai berubah, buku sejenis yang saya temukan di pameran buku-4 buku dengan tema yang sama-, sampai hal-hal lain terkait teknis penulisan. Sebelumnya saya sudah SMS dengan mentor minta time untuk konsultasi duluan karena nanti mau ijin di awal. Beliau meng-iyakan. Saya pun bertambah semangat menuju tempat pelatihan, saya membayangkan diskusi-diskusi seru yang akan kami lakukan. Saya benar-benar mencintai ilmu dan senang jika ada orang yang mau berbagi ilmu.
Berangkatlah saya ke tempat pelatihan, sampai disana baru ada mentor saya dan beberapa teman. Menjelang  jam dua acara dimulai, itu pun mungkin tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan. Terlalu banyak berisi  hal-hal yang menurut saya kurang penting, sehingga esensi materi  kurang tersampaikan. Namun saya memaklumi itu, karena tempat pelatihan memang kurang kondusif. Hingga akhir waktu saya harus ijin, saya belum memperoleh kesempatan untuk berkonsultasi, karena ada teman yang mendahului. Oke lah saya maklumi, toh saya bisa berkonsultasi melalui e-mail.  Saya pun akhirnya meninggalkan tempat pelatihan tanpa mendapatkan apa yang saya inginkan. 
 Kecewa? Iya jujur  sedikit ada tapi tidak terlalu. Entah sejak kapan saya mulai terbiasa membuka jendela kekecewaan dalam hati saya. Sebab saya sadar, terkadang  dalam hidup saya akan menghadapi berbagai macam kondisi  yang tidak saya inginkan. Jauh dari sesuatu hal yang menurut saya ideal.  Oke, hadapi semua dengan senyum Nury! Itu nasehat teman saya. Smile! ^-^
Dari tempat pelatihan saya meluncur ke tempat acara yang sebetulnya tidak memungkinkan saya ijin. Tapi  saya nekat ijin karena menurut saya pelatihan itu demikian urgen bagi saya. Olala ternyata sampai di sana acara sudah selesai, padahal saya memperkirakan acara itu akan selesai menjelang maghrib.  Saya merasa demikian bersalah, sesuatu hal yang seharusnya saya ada justru saya tinggalkan untuk sesuatu hal yang ternyata  jauh dari apa yang saya harapkan.  Sekali lagi saya harus menarik nafas panjang, sabar. Bukankah saat segala sesuatu itu luput dari apa yang kita harapkan itu merupakan ujian kesabaran? Kemudian  saya menghubungi seorang teman yang seharusnya saya temui hari itu walaupun dengan perasaan tidak enak, karena saya nekat ijin. Hem ternyata beliau di rumah sakit, menunggu anaknya yang sakit. Dengan tubuh yang sudah demikian lelah meluncurlah saya ke rumah sakit. Agak kikuk saya menemui beliau, bahkan saking tidak enaknya saya meminta beliau untuk meng-iqob (memberi  sangsi) atas ketidakhadiran saya. Beliau hanya tersenyum dan saya tahu, beliau mungkin ingin mengatakan,”Nury, seharusnya kamu tidak melakukan itu.”  Setelah berbasa-basi kemudian saya undur diri. 
Selepas dari rumah sakit saya langsung ke asrama dengan  badan, pikiran dan  hati yang sudah  lelah. Hem akhirnya saya mampir di swalayan pondok, sekedar belanja kebutuhan pribadi yang sudah habis. Di swalayan saya bertemu teman lama, sedikit ngobrol membuat saya lebih enjoy. Pulang dari swalayan kebetulan lewat kebun  markisa  di belakang asrama. Sip, sudah berbuah dan siap petik. Lumayan sekalian untuk refresh saya memetik markisa. Hem enaknya segelas sirup markisa hangat, saya membayangkannya-ketika saya menyelesaikan catatan ini saya tengah ditemani segelas sirup markisa yang hangat.  
Habis dari kebun saya membersihkan diri. Sejenak saya menengok jendela kamar, rupanya langit  mulai memerah. Saya pun kemudian  keluar kamar dan duduk di atas balkon, sekedar menikmati senja yang temaram indah. Saya sengaja duduk menghadap kubah masjid pondok, di belakangnya berarak awan merah berlatar langit biru. Gradasi warna yang indah, ada biru, ungu, jingga, pink, abu-abu dan putih. Sempurna! Begitu sempurna keindahannya dan setiap hari lukisan senja itu selalu berganti rupa. Tidak pernah sama.  Saya pun merenung, subhanallah demikian indah ciptaan-Mu Ya Rabbi. Jarang sekali saya memperhatikan keindahan ciptaan-Mu  karena disibukkan berbagai urusan duniawi. 
Angin sore di Balkon berhembus semakin kencang, tapi saya memutuskan tetap berada di situ untuk menikmati senja. Saya lepaskan simpul-simpul  rasa yang membuat saya tidak nyaman hari itu. Saya buang semua perasaan negative diantara dzikir Al-Ma’tsurat yang saya lantunkan. Ya Rabb kesempurnaan itu hanya milik-Mu, tidak layak jika kiranya hamba mengharapkan kesempurnaan dari mahluk-Mu yang lemah. Saya  mencoba untuk memahami  dan memaafkan sikap teman-teman yang tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan hari itu. Saya membayangkan mungkin ketika saya berada di posisi mereka saya pun akan melakukan  hal yang sama. Dengan berpikir demikian membuat  saya tidak buru-buru menyalahkan orang lain. Walaupun dalam hati kecil, saya mempunyai azzam sebisa mungkin saya tidak akan mengecewakan orang lain. Jika saya sudah mengatakan ‘iya’, sebisa mungkin saya akan berusaha menepatinya.  Saya pun  larut dalam keelokkan lukisan senja sore itu, sempurna. Begitu sempurna ciptaan-Nya.  Pelajaran yang saya petik hari itu,  senja telah mengajarkan kepada saya  bahwa kesempurnaan hanya milik-Nya. Jangan pernah kita mengharapkan saudara kita seperti apa yang kita inginkan, karena mereka hanya manusia biasa bukan malaikat yang tidak pernah berbuat salah. Milikillah hati seluas samudra, hingga kotoran apapun yang masuk ke dalam samudra itu tidak pernah membekas.  Alhamdulillahirabbil’alamin atas semua hikmah ini Ya Rabb.

Kamis, 27 Januari 2011

RIAK-RIAK KECIL 1


RIAK-RIAK KECIL
 “Ini bukan masalah jaga imej Ukh, tapi kita masih dijadikan public figure adek-adek kita!”. Kalimat itu sempat membuat saya termenung cukup lama.  Nasehat dari seorang teman ketika kami sedang membicarakan masalah facebook.  Saya bersyukur masih ada yang peduli dan mengingatkan saya. Sepertinya ada yang salah dengan sikap saya. Hem dunia sosialita wa bil khusus facebook memang sangat mengasyikkan, disamping manfaat  untuk menyambung silaturahim maupun membuka jaringan. Tapi di sisi lain juga tidak sedikit mudharatnya. Semuanya tergantung diri kita, ibarat pisau menjadi benda yang bermanfaat jika digunakan sesuai fungsinya, memasak dan sebagainya tapi sebaliknya bisa menjadi berbahaya jika digunakan untuk melukai atau membunuh orang. Begitu juga facebook, semua tergantung diri kita. Di sini saya menemukan teman-teman yang luar biasa, sebagaimana dalam dunia nyata. Berbagi ilmu, diskusi dan saling berbagi nasehat. Tapi terkadang muncul pertanyaan dalam diri, bener nggak nih? Wajar nggak nih? Sebab saya pun mulai  bingung plus tidak nyaman ketika saya perhatikan, olala yang paling banyak coment di dinding saya ternyata adalah kaum adam? Apa ada yang salah kah dengan cara komunikasi saya? Menurut saya itu biasa saja, tapi samakah dengan penilaian orang lain apalagi penilaian Allah? Selama ini saya juga berusaha menjalin komunikasi dengan teman-teman putri, tapi tanggapan mereka  biasa saja. Hem atau memang sudah menjadi naluri manusia bahwa lawan komunikasi yang menarik adalah lawan jenis.  Menarik tapi membuka banyak pintu fitnah, begitu maksudnya ukhti? ^-^   Wallahu ‘alam bi showab.
Seperti berada di persimpangan dua jalan, bahkan mungkin tiga jalan. Saya dengan hawa nafsu saya ingin sebuah kebebasan. Ego saya mengatakan, ya pokoknya aku itu seperti ini, masa bodoh orang mau menilaiku. Toch saya tidak berbuat maksiat (menurut hawa nafsu saya, padahal mungkin saya telah berbuat maksiat-maksiat kecil tanpa disadari).  Tapi di sisi lain adek-adek masih melihat saya sebagai figure seorang kakak, gimana sih si mbak  ngomongnya A kok yang dilakukan B. Okelah kalau di depan mereka mungkin saya bisa bersilat lidah, tapi jika di depan Allah kelak saat mulut terkunci, apa yang bisa saya lakukan untuk membela diri? Tidak ada! Dan di persimpangan ketiga saat saya sedang berusaha mengembangkan diri, saya butuh jaringan, saya butuh berkomunikasi dengan orang lain dengan berbagai macam karakter, latar belakang , budaya dan gaya komunikasi yang berbeda.  Tentu kita tidak bisa memaksa orang lain untuk mengikuti gaya komunikasi kita. Padahal kita tidak bisa menghadapi orang lain dengan gaya yang sama, tapi  jika saya mengikuti gaya komunikasi orang lain yang kadang dianggap keluar dari pakem kebiasaan dalam lingkungan saya. Saya akan dianggap aneh  oleh adek-adek saya dan  tentu saya juga tidak bisa memaksa adek-adek saya untuk memahami kondisi saya. Hem rumit ya…:-((
Saya jadi ingat saya dulu sempat protes dengan seorang ustadz, lho kok setelah terkenal  jadi cair gitu? Padahal dulu sangat menjaga. Tapi saya sadar terkadang kita tidak adil menilai seseorang, sesuatu hal yang di mata kita negatif mungkin belum tentu seperti itu. Saya jadi ‘ngeh’, kenapa sikap sang ustadz berubah, ya karena sekarang dia milik umat  bukan lagi milik golongan tertentu. Beliau harus mampu melebur dengan berbagai kalangan. Melebur tanpa bercampur setidaknya.  Melihat sesuatu dari sudut lain setidaknya akan membuat diri kita tidak lekas menyalahkan orang lain. Itu pelajaran yang saya petik.
Kembali ke masalah dunia sosialita  facebook, apakah  kemudian saya akan membela diri dengan mengatakan, saya bukan malaikat, saya hanya manusia biasa yang kadang jatuh terus bangun lagi…..Jika itu yang keluar dari lisan saya,  berarti saya ridho atas maksiat yang saya lakukan dengan berlindung dibalik apologi tersebut. Maka saya pun berbicara kepada diri saya sendiri,  ‘Ukhti jujurlah pada diri sendiri, dosa adalah apa-apa yang membuat hati tidak tenang. Jika hati ini mulai tidak tenang, coba lihat perbuatan apa yang baru saja anti lakukan. Kalau kita bisa mendidik diri kita untuk mendekati  sosok malaikat kenapa tidak ukhti?’  Wallahu ‘alam bi showab. Semoga ini hanya sesaat  demi  sesaat saja Ya Rabb, betapa diri ini hanyalah hamba-Mu yang lemah dan penuh khilaf.
The last, apakah saya akan meninggalkan dunia sosialita facebook? Tergantung. Maksudnya jika untuk sebuah kebaikan saya tidak akan meninggalkannya karena saya memang membutuhkan untuk  sarana silaturahim dan mengembangkan jaringan. Tapi untuk sebuah kemaksiatan, tidak ada jawaban lain selain saya harus meninggalkannya. Saya sadar bahwa standar baik/buruk bukan karena menurut saya  hal itu biasa saja, karena jika demikian nafsu kita yang berbicara. Standar baik/buruk adalah itu apakah itu membuka pintu fitnah atau tidak? Apakah akan mengundang murka Allah  atau tidak?. 
Bisa jadi orang akan menganggap berlebihan apa yang sampaikan ini dan saya pun tidak sedang menghakimi siapapun, saya hanya sedang menghisab diri sendiri. Saudaraku  lihatlah saya apa adanya, saya bukan siapa-siapa.  Jangan menganggap saya sebagai sosok yang lebih, itu terlalu berat bagi saya.  Saya pun  tidak ingin meminta sebuah permakluman.  Ambil yang baik dari diri saya dan buang yang buruk dari diri saya.  Saudaraku ketika di tengah perjalanan nanti  engkau  melihat saya melakukan sebuah kesalahan tolong ingatkan saya. Sebab fungsi ukhuwah adalah saling mengingatkan dalam kebaikan, begitu saudaraku, adek-adekku dan sahabat-sahabatku semua.  Wallahu ‘alam bi showab.

Ruang hati, 22.56 WIB

Selasa, 25 Januari 2011

MARI MERANGKAI MIMPI


Selamat pagi sobat, semoga hari ini kita masih dalam cahaya-Nya. Hem…adakah yang semalam bermimpi dalam tidurnya? Semoga mimpi indah dalam lelap tidurmu sobat. Berbicara tentang mimpi bagi saya itu suatu hal yang menarik. Sebab tanpa sebuah mimpi, hidup ini akan berjalan hampa, lurus-lurus aja tanpa tantangan. Hidup kita akan jumud alias stagnan, boring banget deh rasanya. Seolah-olah kita hidup hanya dari mulut ke perut. Begitu simple dan monoton. Sobat jika ternyata hidupmu selama ini adem ayem aja,  karena tidak pernah punya mimpi. So, saya sarankan, mulailah merangkai mimpimu hari ini. Eits tapi bukan asal mimpi lho ya….Jadilah pemimpi yang kita yakin bahwa dengan usaha dan karya nyata mimpi  kita akan terwujud. Bukan hanya sekedar mimpi tapi tanpa action, omong kosong itu namanya.
Mulailah merangkai mimpi-mimpi mu dalam sebuah rencana besar sobat. Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa orang yang mempunyai perencanaan di masa depannya, terbukti lebih berhasil dalam kehidupannya. Sebab mimpi-mimpi merekalah yang membuat mereka senantiasa termotivasi untuk mencapainya. So, tuliskan mimpi-mimpimu di ruang-ruang jiwamu dan ingat setiap kamu membuka mata. Maka energy kan mengalir dalam nadimu untuk mewujudkannya. Yakin saja, jika kita yakin bisa, Insya Allah bisa! Bismillah……..
Sobat pernahkah kamu melihat film Sang Pemimpi? Mimpi-mimpi  Ical  akhirnya mengejawantah dalam dunia nyata, kekuatan mimpi telah menggerakkan jiwa dan raganya untuk meraihnya. Paris. Ya ia sampai ke Shorborne Paris karena sebuah mimpi yang terpancang. Peta kota Paris ia tempel di kamarnya, dipandanginya setiap saat. Menjadi motivasi kala ia tidak bersemangat. Dan akhirnya mimpinya bertemu dengan takdirnya, dream comes true…………
Atau pernahkah kamu membaca sejarah penahlukkan Konstantinopel? Muhammad Al Fatih memimpikan itu sejak usianya masih bocah. Berbagai usaha ia lakukan untuk menahlukkan kota Konstantinopel. Ia terinspirasi dengan sebuah hadist  Rasulullah yang berbunyi “Konstantinopel akan bisa ditaklukan di tangan seorang laki-laki. Maka orang yang memerintah di sana adalah sebaik-baik penguasa dan tentaranya adalah sebaik-baik tentara.”. Hadist itulah yang memotivasinya untuk mewujudkan mimpinya. Hingga di usia-nya yang ke 23 tahun Al-Fatih mampu mewujudkan mimpinya. Tentu saja dengan sebuah karya nyata, episode Perahu yang diperjalankan di darat menjadi begitu melegenda. Hingga nama Al-Fatih pun tertulis indah dengan tinta emas dalam sejarah umat manusia. Tidakkah kamu ingin seperti itu sobat?
Saya pun juga punya banyak mimpi sobat, bahkan sebagian mimpi saya mungkin terlihat konyol. Hem…….tapi bagi saya selama itu tidak melanggar rambu-rambu agama tidak ada salahnya untuk memimpikan dan berusaha mewujudkannya.
About My Dream……
1.       Jadi Writer. Penulis yang senantiasa memberikan kemanfaatan untuk umat, bukankah khoiru nas ‘anfa kulli nas……Terkenal itu bukan tujuan utama sobat, tapi sebuah resiko ^-^. So dari sekarang saya mulai rajin berlatih menulis untuk mewujudkan mimpi saya…….Apa aja saya tulis, dari nulis SMS, status facebook, diary, catatan utang ^-^, ngeblog, cerpen, puisi sampai novel. Yang penting menulis dan terus menulis.
2.      Rumah Baca, seperti Rumah Dunia milik Gola Gong. Asyik kali ya saat kita bisa berbagi ilmu melalui rumah baca itu, trus ada berbagai kegiatan di dalamnya, dari diskusi, pelatihan menulis, sampai segala sesuatu terkait dua aktivitas, baca dan tulis. Coz membaca dan menulis itu ibaratnya dua sisi dari sekeping mata uang, tidak bisa dipisahkan. Untuk mewujudkan mimpi itu mulai sekarang saya mulai rajin membeli buku, paling nggak kalau pas ada pameran or discount gitu. Yach walaupun cuma satu dua tapi lama-lama banyak juga nanti. Hem….atau sobat ada yang mau memberikan hadiah buku untuk melengkapi koleksi saya?  ^-^
3.       Family Training Center, yach semacam lembaga konseling keluarga, tapi cakupannya lebih luas. Jujur saya merasa prihatin banget melihat potret keluarga di Negara kita. Mungkin kamu bertanya-tanya, kenapa nggak milih terjun di lembaga pendidikan formal kayak sekolah aja? Jadi guru misalnya ( harapan ortu sih gitu…hiks…hiks…tapi I can’t L ) Oke saya punya alasan sendiri kenapa memilih lembaga non-formal, coz sebenarnya pendidikan itu berawal dari keluarga, Fondasinya dari keluarga, pernah dengar kan kalau ibu itu adalah madrasatul ‘ula bagi anak-anaknya. Seperti apa bundanya, paling tidak itu bisa memberikan sedikit gambaran seperti apa pula anaknya. Untuk melahirkan generasi yang unggul tentu semua dipengaruhi dari proses awal pemilihan pasangannya. Nah saya ingin banget merekayasa itu (Olala seperti rekayasa bibit padi hibrida aja yo…he..he..). So cakupan dari FTC nanti meliputi, Biro jodoh Islami, Biro Konsultasi keluarga, Biro Konsultasi remaja, Pre-wedding courses, Training Pasca Nikah,  Parenting  School dan sekalian Wedding organizing (kalau yang terakhir itu bisnis he….he…).
4.      Buat Novel or Film Sejarah. Sobat, saya begitu terkesan dengan film Red Cliff. Muatan nilai moral yang disampaikan begitu dalam. Sebuah film kolosal yang menggambarkan sejarah besar  bangsa Cina. O.iya saya pernah membuat artikelnya dan saya share di facebook. Silahkan dilihat sobat, judulnya ‘Berdakwah melalui Film, why not?’ Menyampaikan nilai-nilai melalui media film itu dampaknya luar biasa. Presepsi seseorang terkait sesuatu bisa berubah dari film yang ia lihat. Sebab nilai-nilai dalam sebuah film entah baik atau buruk, pokoknya dikemas baik akan menajdi tampak baik, atau sebaliknya. Mungkin ini mimpi saya yang paling konyol ^-^, saya ingin sekali membuat film sejarah kolosal seperti Red Cliff, tapi tema yang saya angkat tentang sejarah besar umat Islam. Penahlukkan Konstantinopel menjadi tema yang saya pilih, saya benar-benar jatuh cinta dengan kisah perahu yang diperjalankan di darat itu. Jika Allah memberi saya kesempatan untuk mewujudkannya, film itu akan saya beri judul Tanduk Emas. Tanduk Emas adalah nama teluk  yang harus dikuasai untuk membuka kota Konstantinopel dari laut. Kalau novelet-nya saya sudah buat. Tinggal bikin film or novelnya.......(kapan ya?) Ada yang mau bantu saya he…he…
5.      Pasca sarjana, konsentrasi Sejarah Peradaban/Kebudayaan Islam or ilmu politik itu menjadi pilihan saya. Dua tema itu begitu menarik bagi saya. Saya suka sekali dengan aktivitas akademik, yang memang tidak jauh-jauh dari hobi saya yaitu membaca, menulis dan diskusi yang sifatnya lebih ilmiah. Dengan mengkaji sejarah umat manusia kita akan dapat mengambil pelajaran dari keruntuhan dan kebangkitan suatu peradaban. Sebab sejarah akan senantiasa berulang, hanya berbeda pelaku dan waktu saja. Makanya Sukarno mengatakan, JAS MERAH…..jangan sekali-kali melupakan sejarah…….
Itu sobat sebagian mimpi-mimpi besar saya, mungkin sobat akan mentertawakan atau menganggap aneh mimpi-mimpi saya ^-^ gapapa, saya ikhlas kok…. Dan mungkin masih sangat jauh untuk membawanya ke alam nyata, tapi paling tidak ada keyakinan dalam hati saya, tidak ada yang tidak mungkin jika Allah memang berkehendak. Rangkai mimpimu dan takdir kan menjemputnya sobat. So, how about your’s dream?

SEBAIT RINDU

Berjalan terseok antara kerikil bebatuan
Mengemis kasih pada Sang Pemilik Cinta
Mencari seribu jalan menuju kasih-Nya

Rindu hati ini akan Nur Ilahi Kemana harus melangkah?
Tatkala ujung lorong tertutup kabut

Hujan menderai
Dalam bait-bait rindu
Layakkah aku mengaku hamba-Mu?

Saat dosa masih menghias
Saat hati begitu keras
Saat nafsu kian buas

Rabb...
Rindu desir damai melingkupi hati
Rindu belai lembut kasih-Mu

Jangan Engkau biarkan cinta ini tak terbalas
Walau hamba belum sempurna dalam penghambaan

Riak-riak rindu kian membuncah
Pasrah kulabuhkan hati ini

Rabb jadikan saat terbaikku
Menjelang perjumpaanku pada-Mu

Amien Ya Rabb